Saturday, October 12, 2013

Anjlok di Pasar Global, BlackBerry Ikut Melorot di Indonesia

Nasib BlackBerry kian mengkhawatirkan. Anjlok di pasar global, pertumbuhannya di Indonesia pun ternyata kurang menggembirakan. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara tumpuan yang masih diandalkan produsen asal Kanada tersebut.

Dari sisi penjualan, handset yang berhasil dipasarkan tak lagi sementereng pencapaian dua-tiga tahun lalu. Sementara dari sisi aktivasi pelanggan, seperti diakui operator yang menjadi mitranya, jumlahnya pun mulai tersendat lajunya.

Di jaringan CDMA, pertumbuhan aktivasinya turun hampir 50%. "Dulu, dalam sebulan bisa ada sekitar 80-70 ribu aktivasi BlackBerry. Sekarang jumlahnya hanya 40 ribu," ungkap Deputy CEO Smartfren, Djoko Tata Ibrahim di Jakarta, baru-baru ini.


Sementara di jaringan GSM, nasibnya juga tak jauh beda. Masih mencatatkan pertumbuhan, namun lajunya tak secepat dulu. Jumlah aktivasi pelanggan BlackBerry mulai disalip oleh pengguna Android, dan bahkan Windows Phone. 

Terlebih, setelah perusahaan yang dulunya bernama Research In Motion ini mengumumkan akan melepas fitur andalannya, BlackBerry Messenger (BBM) ke iOS dan Android. Tak pelak, penjualan handset pun perlahan mulai turun digerus Samsung dkk.


Kondisi ini sempat membuat para pedagang ponsel ketar-ketir. Bagi mereka, memasok ponsel BlackBerry tak lagi semenarik dulu. Pasalnya, harga jual handset BlackBerry mulai anjlok. BlackBerry Z10 misalnya, dari awalnya dilepas Rp 6,9 juta, dalam beberapa bulan saja harga resminya sudah turun jadi Rp 4,7 juta. 



Division Head Device Bundling and Customization Strategy Telkomsel Arief Pradetya dan Direktur & Chief Marketing Officer XL Axiata Joy Wahyudi, pun memprediksi akan banyak pengguna BlackBerry yang beralih ke ponsel Android nantinya jika BBM lintas platform sudah mulai lancar.
"Harapannya sih pengguna BlackBerry tidak terlalu banyak turunnya," harap mereka saat berbincang santai dengan detikINET dalam kesempatan terpisah. 

Di Telkomsel, pelanggan BlackBerry masih tercatat sekitar 8 juta. Dan di XL, jumlahnya berkisar 3 juta pelanggan. Total, di Indonesia ada sekitar 15 juta yang berlangganan layanan BlackBerry.

Di pasar global, BlackBerry mencatat kerugian USD 965 juta atau sekitar Rp 10 triliun pada kuartal kedua 2013 lalu. BlackBerry kehilangan banyak pangsa pasarnya, dan ini membuat kinerja perusahaan anjlok hingga mengalami kerugian besar.

Seperti dilansir AFP, penjualan BlackBerry pada kuartal itu turun 45% menjadi USD 1,6 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini termasuk kerugian sekitar USD 934 juta karena tidak lakunya handset BlackBerry Z10.


Alhasil, perusahaan yang didirikan Mike Lazaridis dkk ini pun melakukan sejumlah kebijakan kurang populis dengan mulai memberhentikan 300 karyawan dari rencana 4.500 pegawai demi menghemat biaya hingga 50%. Meski gelombang PHK belum sampai ke Indonesia, namun pengetatan anggaran sudah mulai diberlakukan.